Penggunaan Tanda Baca Dalam Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia, verbal dan tertulis, sering dijumpai kerancuan dalam struktur ejaan. Masing-masing orang memiliki pemahaman sendiri sehingga kadang membingungkan mana yang bekerjsama benar. Dalam perkembangannya Bahasa Indonesia sudah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika masyarakat. Struktur ejaan yang sering dikacaukan oleh proses akulturasi bahasa baik bahasa tempat maupun bahasa asing.
Sebagian besar orang yang tidak paham mengkategorikan bahwa yang termasuk dalam sebuah tanda baca dalam Bahasa Indonesia spesialuntuklah menyerupai tanda titik, tanda koma, tanda tanya, dan tanda seru, serta tanda petik. Namun hakikatnya yang termasuk tanda baca di dalam tata Bahasa Indonesia tidaklah spesialuntuk yang tersebut di atas. Yang termasuk tanda baca dalam tata Bahasa Indonesia diantaranya yaitu tanda tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung, tanda garis miring, tanda pisah, tanda elipsis, tanda kurung siku, tanda penyingkat apostrof, tanda ulang, dan tanda petik ganda.
Tanda baca ialah kepingan dari Ejaan Yang disempurnakan (EYD). Dalam engkaus lengkap Bahasa Indonesia: 570, Ejaan Yang disempurnakan (EYD) ialah penyempurnaan dari ejaan-ejaan sebelumnya. EYD diresmikan pada ketika pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI XXVII, 17 Agustus 1972. Kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibuat pada tahun 1966.
Tanda baca ialah simbol-simbol yang terdapat dalam sebuah goresan pena atau bacaan. Masing-masing dari tanda baca tersebut berkhasiat masing-masing yang tidak sama. Peran dari masing-masing tanda baca ini sangat penting dalam tata bahasa, sehingga hal ini sangat perlu untuk diperhatikan.
Tanda baca tanda baca tersebut beberapa diantaranya sanggup dipastikan akan selalu ada dalam sebuah goresan pena atau bacaan, menyerupai tanda titik, koma, dan hubung.
Tanda titik ialah tanda baca yang digunakan pada selesai kalimat yang bukan pertanyaan atau masukan, tanda titik tidak digunakan pada selesai kalimat yang unsur kesudahannya sudah bertanda titik, contohnya buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.
Dina memerlukan meja, kursi, dsb. Tanda titik digunakan di belakang angka atau abjad dalam suatu denah ikhtisar, atau daftar. Tidak digunakan di belakang angka atau abjad dalam suatu denah atau ikhtisar bila angka atau abjad tersebut ialah yang terakhir dalam formasi angka atau huruf.
Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang mengatakan waktu, penulisan waktu dengan angka sanggup mengikuti beberapa cara, menyerupai penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 sanggup dilengkapi dengan keterangan pagi, siang, sore, atau malam. Sedangkan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan keterangan menyerupai itu. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang mengatakan jangka waktu.
Selain itu tanda baca titik ini juga sanggup digunakan dalam daftar pustaka diantara nama penulis, judul goresan pena yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit, contohnya yaitu Alwi, Hasan, Soenjono Dardwidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton Siregar, Merari. 1920. hukuman dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka. Tanda titik juga digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang mengatakan jumlah. Tanda titik digunakan pada penulisan singkatan[1].
Selanjutnya yaitu terkena letak penerapan tanda baca koma, tanda baca ini biasa digunakan diantara unsur-unsur dalam satu perincian atau pembilangan. Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara diberikutnya yang dilampaui dengan kata seperti, tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali. Tanda baca koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat bila anak kalimat itu menlampaui induk kalimatnya, contohnya Kalau ada undangan, saya akan hadir. misal lain yaitu, Karena tidak congkak, ia memiliki banyak kawan.
Tanda koma ialah tanda baca yang digunakan di belakang kata atau ungkapan[2] penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat, menyerupai oleh sebab itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu. Ungkapan penghubung antar kalimat, menyerupai yang sudah diuraikan tersebut tidak digunakan pada awal paragraf. Tanda koma digunakan untuk memisahkan kata seru, menyerupai o ya, wah, aduh, dan kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai serapan, menyerupai Bu, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan pribadi dari kepingan lain dalam kalimat. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan pribadi dari kepingan lain yang mengiringinya dalam kalimat bila petikan pribadi tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, contohnya “Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Guru. Tanda baca ini digunakan diantara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan, contohnya Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta.. Tanda baca ini juga digunakan untuk memisahkan kepingan mana yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Selain tanda baca titik dan k
oma, tanda baca hubung (-) juga sanggup dipastikan ada dalam sebuah karya tulis dalam bentuk apapun. [3]Tanda hubung ialah tanda baca yang digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Digunakan untuk menyambung awalan dengan kepingan kata di belakangnya, atau akhiran dengan kepingan kata di depannya pada pergantian baris. Selain itu tanda baca yang satu ini juga sanggup digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyerupai bapak-bapak. Tanda hubung digunakan untuk menyambung abjad dan kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Penggunaan tanda baca ini digunakan untuk memperjelas bagian-bagian ungkapan, menyerupai ber-evolusi dengan ber-revolusi. Selain itu juga digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata diberikutnya yang dimulai dengan abjad kapital, ke dengan angka, angka dengan –an, dan abreviasi abjad kapital dengan imbuhan atau kata, contohnya se-Indonesia, se-ASEAN, juklak-nya, Ulang tahun ke-17, tahun 60-an, tingkat ke-5. Untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing, menyerupai di-transfer, di-charter, men-deadline.
[1] Buku Pintar EYD, Bahasa dan Sastra Indonesia, hal 38. 2011. Cabe Rawit. Jakarta
[2] Ibid, hal 41. 2011. Cabe Rawit. Jakarta
[3] Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hal 578. Media Centre.
Sumber http://irwansahaja.blogspot.co.id