Contoh Artikel Penelitian Fkip Untan, Pendidikan Ips, Pendidikan Ekonomi, Bkk Koperasi
PERSEPSI KONSUMEN DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS JASA PELANGI PRINTING
PADA CV. AURA ALYA JAYA
PONTIANAK
Irwan Kurniawan, Mashudi, Bambang Budi Utomo
Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan
Email: Ibandel99@gmail.com
Abstract: The specific objective of this study was to determine how consumer perceptions of service quality Pelangi Printing on CV. Aura Alya Jaya Pontianak. The method used in this research is descriptive method of research is a form of survey research (survey studies). The subjects were consumer Pelangi Printing and key informants in this study of five specified with judment sampling technique that is based on assessment of the investigators that the informant is most excellent for research samples. Data retrieved using direct observation techniques, interviewing techniques, documentation studies. Means of collecting data in this study is the observation sheet, interview guides, sound recording equipment, cameras and record sheets. Research data obtained by observing at Pelangi Printing office and in-depth interviews with key informants. The results overall were obtained from the key informants consumer perceptions of service quality Pelangi Printing is good or positive. Services provided by Pelangi Printing is quite in accordance with the expectations of consumers. Consumer perceptions of Pelangi Printing can help parties to analyze the quality of services rendered. Consumers provide an assessment or perception of each of the service attributes or dimensions of service quality such as physical evidence, reliability, responsiveness, assurance and certainty and attention, so that each of the dimensions has its own qualities. By knowing the consumers' perception of the quality of the services will locate where the advantages and shortcomings that need to be maintained. Quality of the good or service will increase by itself if it lacked the dimensions of service quality improved. Renew shortage to improve the quality of the services should continue to monitor the development of indicators or attributes of service quality.
Keywords : Consumer Perceptions, Quality Services.
Abstrak: Tujuan khusus dari penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap kualitas jasa Pelangi Printing pada CV. Aura Alya Jaya Pontianak. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yakni metode deskriptif dengan bentuk penelitian yakni penelitian survei (survey studies). Subjek penelitian ini yakni konsumen Pelangi Printing dan informan kunci dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang ditentukan dengan metode judment sampling yaitu berdasarkan evaluasi peneliti bahwa informan yakni pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Data diambil memakai metode observasi langsung, metode wawancara, studi dokumentasi. Alat pengumpul data dalam penelitian ini yakni lembar observasi, aliran wawancara, alat rekaman suara, kamera dan lembar catatan. Data penelitian diperoleh dengan melaksanakan pengamatan di kantor Pelangi Printing dan wawancara mendalam dengan informan kunci. Hasil penelitian secara keseluruhan yang diperoleh dari informan kunci yaitu persepsi konsumen terhadap kualitas jasa Pelangi Printing yakni baik atau positif. Pelayanan yang didiberikan oleh Pelangi Printing cukup sesuai dengan impian dari konsumen. Persepsi konsumen sanggup memmenolong pihak Pelangi Printing untuk menganalisis kualitas jasa yang didiberikan. Konsumen mempersembahkan evaluasi atau persepsi masing-masing terhadap atribut pelayanan atau dimensi kualitas jasa menyerupai bukti fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan dan kepastian serta perhatian, sehingga masing-masing dari dimensi mempunyai kualitas tersendiri. melaluiataubersamaini mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas jasa maka akan mengetahui letak belum sempurnanya dan letak keunggulan yang perlu dipertahankan. Kualitas Jasa akan semakin baik atau semakin meningkat dengan sendirinya jikalau kekuarangan pada dimensi kualitas jasa diperbaiki. Memperbaharui belum sempurnanya untuk meningkatkan kualitas jasa maka harus terus memantau perkembangan indikator-indikator atau atribut kualitas jasa.
Kata Kunci: Persepsi Konsumen, Kualitas Jasa
Konsumen dalam membeli atau mendapat suatu produk dilatarbelakangi oleh alasan-alasan tertentu sesuai kebutuhannya. Alasan-alasan konsumen tersebut ialah indikator yang menentukan apakah suatu produk layak untuk dikonsumsi. Suharno dan Sutarso mengungkapkan bahwa, “Terdapat empat faktor yang mempengaruhi sikap konsumen dalam melaksanakan pembelian. Faktor-faktor tersebut yakni faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologi.”(Suharno dan Sutarso, 2009:85). Keempat faktor tersebut mempengaruhi konsumen baik dalam ketika pengenalan kebutuhan, pembelian, maupun sikap pasca pembelian.
Bagi suatu perusahaan yang berorientasi konsumen, akan selalu mengamati persepsi konsumen dan sikap konsumen terhadap pelayanan perusahaan. Bentuk persepsi konsumen terhadap kualitas jasa yang didiberikan berupa tak berwujud (intangible), berwujud (tangible) menyerupai akomodasi perusahaan, ketanggapan (responsiveness), jaminan dan kepastian (assurance) sesuai promosi, serta tenggang rasa atau perhatian (empathy), komunikasi perusahaan dengan konsumen, serta keandalan/ kemampuan perusahaan dan perhatian atas keinginan/kebutuhan seorang konsumen. The consumer is king ialah kata yang sering ditetapkan untuk menggambarkan keadaan paradigma tersebut. Ungkapan ini dimaksud untuk menekankan bahwa walaupun perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang/ jasa, tetapi kesannya konsumen yang akan menentukan jenis-jenis barang yang harus diproduksi dalam perekonomian”. (Sadono Sukirno, 2004:66).
Bagi suatu perusahaan yang berorientasi konsumen, akan selalu mengamati persepsi konsumen dan sikap konsumen terhadap pelayanan perusahaan. Bentuk persepsi konsumen terhadap kualitas jasa yang didiberikan berupa tak berwujud (intangible), berwujud (tangible) menyerupai akomodasi perusahaan, ketanggapan (responsiveness), jaminan dan kepastian (assurance) sesuai promosi, serta tenggang rasa atau perhatian (empathy), komunikasi perusahaan dengan konsumen, serta keandalan/ kemampuan perusahaan dan perhatian atas keinginan/kebutuhan seorang konsumen.
Salah satu perusahaan jasa yang dibutuhkan konsumen yakni perusahaan jasa printing. Kebutuhan konsumen akan jasa printing dilatarbelakangi oleh bermacam alasan menyerupai sebagai alat promosi, alat pemdiberitahuan (undangan, spanduk/ baliho kegiatan), hiasan ruangan (contoh: photo, backdrop panggung, dll.), perlengkapan kantor (contoh: jadwal, struktur organisasi, plang nama,dll.), dan lain sebagainya. Jasa printing dengan teknologi digital ketika ini bisa memenuhi kebutuhan konsumen baik dari segi ukuran, jenis bahan, warna, gambar, harga dan kreatifitas dalam hal percetakan.
Kalimantan Barat sebagai salah satu Provinsi yang sedang berubah menjadi pasar yang sangat berpotensi untuk industri jasa digital printing. Hal tersebut sanggup dilihat dari banyaknya jasa digital printing yang beroperasi di wilayah Pontianak dan produk-produk percetakan yang berada di setiap sudut kota (spanduk, sticker dan baliho). Salah satunya yakni Pelangi Printing, yang ialah perusahaan jasa menengah yang bergerak di bidang printing atau percetakan di bawah naungan CV. Aura Alya Jaya. Untuk itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut serta menganalisis ihwal persepsi konsumen persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan Pelangi Printing pada CV. Aura Alya Jaya Pontianak.
Suharno dan Sutarso (2009:91) bahwa, persepsi yakni proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan mengiterprestasikan informasi untuk membentuk citra dunia yang berarti. Jasa yakni setiap tindakan atau kinerja yang sanggup ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang intinya tidak berwujud dan tidak menimbulkan kepemilikan sesuatu. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik. (Kottler dan Keller, 2007: 42). Jasa juga ialah acara ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau rnanfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan namun perubahan bisa saja muncul dalam kondisi yang memungkinkan dan produksi suatu jasa bisa mempunyai atau bisa juga tidak dalam hal produk.
Grifin (dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2006: 6 ), sebut karakteristik pokok pada jasa yang membedakan dengan barang, yaitu 1) Intangibility (tak berwujud). Jasa tidak sanggup dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. 2) Unstrorability (tak sanggup disimpan). Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang sudah dihasilkan. Karakteristik ini juga disebut inseparabality (tidak sanggup dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. 3) Variability (berubah-ubah) yaitu jasa tidak sanggup distandarisasi sehingga bentuk, kualitas, dan jenisnya tergantung pada siapa yang menghasilkan, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Jasa mempunyai ciri-ciri menyerupai tak berwujud, tak sanggup disimpan, tidak sanggup dipisahkan dalam hal penerapan, dan berubah-ubah. Antara jasa yang satu dan jasa yang lain tidak ada yang benar-benar serupa.
Menurut Parasuraman (1998), kualitas jasa didefenisikan sebagai “ seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan impian pelanggan atas layanan yang mereka terima”, (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:181). Salah satu faktor yang menentukan tingkat tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan, berdasarkan John Sviokla yakni ”kemampuan perusahaan dalam mempersembahkan pelayanan kepada pelanggan”, (Lupiyoadi dan hamdani, 2006:181). Kualitas jasa bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan pelanggan yang disertai ketepatan cara penyampaiannya guna memenuhi impian pelanggan.
melaluiataubersamaini demikian maka terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dirasakan (perceived service). Apabila perceived service sesuai dengan expected service, maka kualitas jasa bersangkutan akan dipersepsikan baik atau positif. Jika perceived service melebihi expected service, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya apabila perceived service lebih buruk jikalau dibandingkan expected service, maka kualitas jasa dipersepsikan negatif atau buruk dan konsumen menganggap bahwa kualitas atau pelayanan yang didiberikan buruk. Oleh alasannya itu, baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi impian pelanggannya secara konsisten. Dalam perkembangannya Parasuraman, Zhetami, dan Berry (1998), menemukan bahwa sepuluh dimensi yang ada sanggup dirangkum menjadi lima dimensi pokok, yang meliputi; “Tangibles, Realibility, Responsiveness, Assurance (security, credibility, courtesy, competence), Empaty (access, communication, understanding the customer)”, (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:182).
METODE
Metode penelitian yang dipakai yakni metode deskriptif. Bentuk penelitian ini yakni bentuk penelitian survei (survey studies), sebagaimana yang sudah dikemukakan oleh Hadari Nawawi (2003:64) bahwa “survei bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara mengkhusus kepada aspek tertentu bilamana dibutuhkan studi yang lebih mendalam”. Subjek dalam penelitian ini yakni konsumen Pelangi Printing CV. Aura Alya Jaya Pontianak.
Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan mempersembahkan banyak sekali informasi yang dibutuhkan selama proses penelitian. Informan penelitian yakni seseorang yang benar-benar mengetahui suatu problem atau permasalahan tertentu yang darinya sanggup diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang sanggup memmenolong dalam memahami problem atau permasalahan tersebut.
Menurut Bagong Suyanto (2005:172), Informan penelitian mencakup beberapa macam, yaitu, 1) informan kunci (key informan) ialah mereka yang mengetahui dan mempunyai banyak sekali informasi pokok yang dibutuhkan dalam penelitian, 2) Informan Utama ialah mereka yang terlibat eksklusif dalam interaksi sosial yang diteliti, 3) Informan Tambahan ialah mereka yang sanggup mempersembahkan informasi walaupun tidak eksklusif terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.” Dalam penelitian ini, penulis memakai informan kunci. Informan kunci ditentukan dengan memakai metode Judgment Sampling, yaitu informan dipilih berdasarkan evaluasi peneliti bahwa ia yakni pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya yaitu sebagai diberikut, 1) Syafarudin Karim, S.Pd.I, 2) Yudiansyah, S.H, 3) Anggi S.P, 4) Mukhlis S.E, 5) Wisda Seprima.
Menurut Sugiyono (2008:309) menyatakan bahwa “ada empat metode pengumpulan data di dalam melaksanakan suatu penelitian yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan/triagulasi.” Dalam penelitian ini penulis memakai metode pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi ialah upaya mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti melaksanakan pengamatan ke kantor Pelangi Printing Pontianak dan pengamatan terhadap konsumen pada ketika transaksi. Wawancara ialah upaya mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti melaksanakan kontak eksklusif secara lisan atau tatap muka dengan sumber data yang dijumpai dengan menanyakan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.
Wawancara dilakukan dengan dua bentuk, yaitu wawancara tidak terstruktur dan wawancara terstruktur (dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti). Dokumentasi ialah upaya yang dilakukan peneliti dengan cara melaksanakan studi buku-buku, laporan dan arsip, serta catatan-catatan lain yang sanggup menunjang kegiatan penelitian. Perolehan dari metode ini, dipergunakan sebagai materi pembanding. Studi ini dilaksanakan dengan mengumpulkan dan mencatat hal-hal yang dengan penelitian dari literatur, jurnal, dokumen, dan lain-lainnya. Hal ini sangat penting guna mendukung interpretasi teks-teks tertulis, gambar, atau foto penelitian. Adapun alat yang dipakai penulis dalam penelitian ini yakni lembar obesrvasi, aliran wawancara, lembar catatan dan Dokumen, kemera, alat perekam bunyi (Voice Record).
Pengolahan data yakni menyusun data hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka yang sudah dikumpulkan, secara sistematis yang di sanggup dari diklasifikasikan yang kemudian di tarik kesimpulan. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data yakni menentukan data hasil penelitian yang dibutuhkan dengan menyederhanakan, mengklasifikasi, dan menyaring data. Sehingga data yang sudah direduksi akan mempersembahkan citra yang jelas. Untuk menentukan kriteria dari data hasil obsrvasi maka data di olah berdasarkan kriteria penskoran dan aliran penskoran.
Penyajian data yakni mendeskripsikan data sehingga simpel dipahami oleh orang lain. Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dengan cara memaparkan hasil observasi, hasil wawancara dan catatan lapangan yang diperoleh selama ketika penelitian dan menyajikan data penelitian ke dalam bentuk gambar, tabel atau grafik dan narasi.
Penarikan kesimpulan yakni proses penyimpulan dari data yang sudah diolah dan disajikan sehingga diperoleh suatu teori atau pernyataan. Penarikan kesimpulan juga ialah suatu proses untuk menemukankan jawabanan dari permasalahan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagan 1. Aspek Kualitas Jasa Pelangi Printing
Masalah umum dalam penelitian ini yakni “ bagaimanakah persepsi terhadap kulitas pelayanan atau jasa Pelangi Printing pada CV.Aura Alya Pontianak. Kualitas Jasa akan semakin baik atau semakin meningkat dengan sendirinya jikalau kekuarangan pada dimensi kualitas jasa diperbaiki dan meningkatkan kualitas item-item pelayanan pada dimensi kualitas jasa menyerupai tangible, reliability, responsiviness, assurance, dan empathy. melaluiataubersamaini memperbaharui belum sempurnanya untuk meningkatkan kualitas jasa maka harus terus memantau perkembangan indikator-indikator kualitas jasa. Hasil dari wawancara beberapa konsumen, mereka menentukan Pelangi Printing sebagai pemenuh permintaannya disebabkan pelayanan yang didiberikan nyaman dengan alasan di Kantor Pelangi Printing, konsumen sedikit mempunyai kebebasan dan bisa melihat eksklusif pengerjaan pesanan, masalah biaya dan pembayaran sanggup dinegoisasi, mau memmenolong konsumen di luar jam kerja, bisa meminta percepatan waktu pencetakan dan orang-orang pelangi printing lezat di ajak berkomunikasi serta desain gambar yang menarikdanunik dan memuaskan.
Hasil wawancara juga mendapat bahwa pelangi printing selalu berganti karyawan setiap tahunnya yaitu di bidang desain gambar sehingga mempengaruhi kualitas desain gambar. Tahun 2011 saja pelangi printing karyawan sudah 3 kali ganti dan yang dipersepsikan baik oleh konsumen yakni desainer yang terbaru sehingga konsumen berebut untuk meminta jasanya untuk desain walau ada operator mesin juga arif desain. Menurut salah satu konsumen, Pelangi Printing lebih memperhatikan konsumen yang mempunyai pesanan yang lebih banyak dan sering melaksanakan transaksi. Sehingga terkesan ada tingkatan dalam konsumen. Persepsi konsumen ialah hal penting yang harus dikelola untuk meningkatkan kualitas jasa semoga konsumen sanggup menjadi loyal dan menjadi media pemamasukan yang efektif yaitu dengan cara mouth to mouth (dari ekspresi ke mulut). Mouth to mouth yakni media pemamasukan yang terjadi secara alami akhir puasnya konsumen/ persepsi konsumen yang baik terhadap kualitas jasa tanpa konsumen sadari. Persepsi konsumen yang baik sanggup memacu perusahaan lebih meningkatkan kualitas jasanya semoga bisa bersaing dengan perusahaan homogen lainnya. Ketika seorang konsumen merasa puas sehabis mengkonsumsi suatu produk atau jasa maka secara tidak eksklusif mereka berada pada suatu tingkat kepuasan emosional. Kepuasan emosional inilah yang menghasilkan word of mouth yang diharapkan bisa mempromosikan dan merekomendasikan kepada konsumen lain. Hal itu disebabkan lantaran konsumen yang puas akan selalu menceritakan ihwal produk yang dibelinya sampai kesannya terjadilah pemamasukan produk secara alami dari word of mouth menjadi mouth to mout.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari pembahasan hasil penelitian menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai diberikut: 1) Persepsi yang didiberikan oleh konsumen terhadap aspek tangible berupa keadaan parkir dari Pelangi Printing bahwa daerah parkir tersebut harus dibenahi lantaran bagi konsumen yang memakai mobil susah untuk memarkirkan kendaraannya. Fasilitas tunggu juga di persepsikan kurang memadai untuk menunggu pesanan atau spesialuntuk sekedar bertransaksi. Secara keseluruhan dimensi kualitas jasa tangible dari Pelangi Printing di persepsikan cukup baik oleh konsumen. 2) Persepsi yang didiberikan oleh konsumen terhadap aspek realibility dari Pelangi Printing sanggup disimpulkan secara umum baik. Karena keandalan berupa melayani kebutuhan konsumen sesuai kesepakatan menjadi suatu daya tarik bagi konsumen untuk tetap bertransaksi dengan Pelangi Printing. Karyawan selalu menginformasikan proses maupun kendala pengerjaan pesanan. Alasan lainnya yakni proses pengerjaan pesanan selalu tepat waktu. 3) Pelayanan permitaan konsumen yang didiberikan karyawan atau pegawai Pelangi Printing dilakukan dengan baik dan konsumen tidak perlu waktu banyak dalam melaksanakan transaksi. melaluiataubersamaini demikian Persepsi yang didiberikan oleh konsumen terhadap aspek responsiviness dari Pelangi Printing cukup bagus. 4) Persepsi yang didiberikan oleh konsumen terhadap aspek assurance dari Pelangi Printing sanggup disimpulkan secara umum baik. Karena keandalan berupa pengalaman dan pengetahuan karyawan melayani kebutuhan konsumen bisa membuat konsumen merasa bahagia dan menjadi suatu daya tarik bagi konsumen untuk tetap bertransaksi dengan Pelangi Printing. 5) Sikap dari karyawan maupun manajer Pelangi Printing sangat berteman bersahabat dengan setiap konsumen dan mempersembahkan ruang untuk konsumen mempersembahkan masukan maupun Koreksian. Sehingga persepsi yang didiberikan oleh konsumen terhadap aspek empathy dari Pelangi Printing sangat baik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mempersembahkan masukan berupa: 1) Untuk meningkatkan kualitas jasa, Pelangi Printing harus konsisten terhadap apa yang dijanjikan baik kesepakatan dengan konsumen atau dengan karyawan. 2) Manager juga harus memperhatikan keadaan karyawan, menyesuaikan antara upah/penghasilan dengan kinerja yang dihasilkan. Karena karyawanlah yang secara eksklusif mempersembahkan pelayanan kepada konsumen. Jika karyawan dipenghasilan dengan rendah, diperlakukan dengan buruk, dan menambah pekerjaan tanpa mempersembahkan insentif, maka pelayanan yang didiberikan oleh karyawan ke konsumen akan buruk. 3) Selalu menanyakan belum sempurnanya pelayanan yang didiberikan dan meminta masukan kepada konsumen, semoga mengetahui perkembangan dan menjadi rujukan dalam menentukan taktik pemamasukan. 4) Meningkatkan kapasitas kemapuan karyawan dengan mempersembahkan petes yang berafiliasi dengan bidangnya. 5) Memdiberikan bonus kepada konsumen yang paling banyak bertransaksi dengan Pelangi Printing selama per dua bulan. 6) Mengelola persepsi konsumen dengan melihat belum sempurnanya pada dimensi kualitas jasa. Kekurangan-belum sempurnanya harus segera ditutupi dengan cara membuat penemuan dan perencanaan taktik yang simpel dan menghasilkan.
DAFTAR RUJUKAN
- Bagong Suyanto. (2005). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Prenada Media.
- Hadari Nawawi. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gajah Mada University Pers.
- Philip Kotler. (2005). Manajemen Jasa. Jakarta: PT. Indeks.
- Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, A. (2006). Manajemen Pemamasukan Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
- Sadono Sukirno dkk. (2004). Pengantar Bisnis. Edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media
- Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R & D. Cetakan ke 6 . Bandung: Alfabeta.
- Suharno, dan Sutarso, Y. (2009). Marketing in Practice. Edisi Baru. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nb: Di Larang Plagiat, atau mengutip sembarangan tanpa mencantumkan Sumber.
Sumber http://irwansahaja.blogspot.co.id