Langkah-Langkah Penetapan Harga
1. Tujuan Penetapan Harga
Faktor utama yang memilih dalam penetapan harga yaitu tujuan pemamasukan perusahaan. Tujuan tersebut sanggup berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, membuat kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melakukan tanggung balasan sosial, dan lain-lain. Masalah tujuan penetapan harga sudah dibahas terlampau.
2. Estimasi Permintaan dan Elastisitas Harga
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan ajakan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya yaitu elastisitas permintaan, yakni "how responsive demand will be to a
change in price" (Kotler & Armstrong, 1996, h. 350). Permintaan memilih batas atas dari rentang harga yang dimungkinkan bagi suatu produk. Permintaan akan menurun drastis kalau harga terlalu tinggi. Biasanya terjadi korelasi yang terbalik antara harga dan jumlah permintaan, sehingga kurva
ajakan bersifat negatif atau slope menurun. Namun produk tertentu yang dipandang bergengsi atau produk yang susah dinilai kualitasnya secara adil, sanggup menghasilkan kurva ajakan yang positif. Ada pula pelanggan yang memakai harga sebagai indikator dari status atau kualitas produk tersebut, sehingga terdorong untuk membeli lebih banyak pada ketika harga meningkat.
3. Biaya dan Hubungannya dengan Volume Penjualan
Permintaan memilih batas atas dari kimasukan harga yang layak dan sanggup ditawarkan oleh perusahaan atas produknya, sedangkan biaya memilih batas bawahnya. Biaya ialah faktor yang memilih harga minimal yang harus diputuskan biar perusahaan tidak mengalami kerugian. Harga suatu produk haruslah menutupi biaya untuk produksi dan pemamasukan barang
tersebut, paling tidak untuk jangka panjang, sebagaimana halnya pendapatan yang layak dterima oleh perusahaan atas investasi yang sudah dilakukan dan resiko yang harus ditanggungnya.
Ada dua jenis biaya yang umumnya dipakai di perusahaan, yakni :
a. Biaya tetap (fixed costs) yang sifatnya tetap untuk jangka pendek, tanpa dipengaruhi oleh volume produksi atau pendapatan dari penjualan. Tercakup di dalamnya yaitu bunga, sewa, penghasilan eksekutif, dan departemen fungsional (seperti pembelian dan R & D) yang dibutuhkan untuk mendukung produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Karena biaya tetap secara keseluruhan tetap jumlahnya tanpa tergantung pada volumen, maka biaya tetap per unit produk akan menurun apabila perusahaan memproduksi dan menjual lebih banyak produk tersebut dalam suatu periode tertentu.
b. Biaya variabel (variable costs) bervariasi secara keseluruhan terkait
dengan taraf produksi, namun biaya per unit tetap sama tanpa tergantung pada jumlah produksi. Tercakup di dalamnya yaitu biaya materi baku, kemasan, dan tenaga buruh yang diharapkan untuk memproduksi setiap unit produk.
Dalam hubungannya dengan volume penjualan, ada dua hal yang harus diperhitungkan untuk penetapan harga, yakni skala irit (economies of scale) dan kurva berguru (learning/experience curve). Dalam jangka pendek, skala irit diperoleh dari penerapan kapasitas yang ada secara
terbaik, sedangkan dalam jangka panjang perusahaan mendapatkannya dengan membangun akomodasi yang lebih besar dan lebih efisien. Kurva berguru menghasilkan penurunan biaya produksi dan biaya pemamasukan per unit sejalan dengan semakin banyaknya pengalaman yang diperoleh. Teknik kerja yang lebih efisien dan akumulasi perjuangan pemamasukan sudah sanggup dirasakan hasilnya, yang terkait dengan daur hidup produk.
Harga dan Biaya Kompetitor
Guna memperoleh posisi bersaing yang diharapkan untuk suatu produk atau jasa dalam pasar samasukannya, administrasi harus memperhitungkan biaya dan harga dari kompetitor. Misalnya, supaya sukses menerapkan taktik harga rendah, maka administrasi harus yakin bahwa biaya produk memang lebih rendah daripada biaya pesaing, dan rendahnya biaya tersebut akan tercermin pada harga produk yang ditawarkan.
Metode Penetapan Harga
Secara garis besar metode penetapan harga sanggup dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis ajakan (customer-oriented methods), berbasis biaya (cost-oriented methods), berbasis keuntungan (profit-oriented methods) dan berbasis persaingan (competitonoriented methods).
Penyesuaian Struktur Harga dengan Kondisi Pasar
Apabila taraf harga sudah diputuskan berdasarkan tiruana pertimbangan di atas, untuk selanjutnya sanggup terjadi fleksibilitas harga, di mana struktur harga divariasikan sesuai dengan ajakan dan biaya berdasarkan wilayah, segmen pasar, dan lain-lain. Penyesuaian khusus terhadap harga sanggup dilakukan dalam bentuk diskon, allowance, dan adaptasi geografis.
Di samping tiruana faktor di atas, Kotler dan Armstrong (1994) menambahkan satu faktor internal yang perlu juga dipertimbangkan dalam taktik penetapan harga, yakni organisasi. Manajemen perlu tetapkan siapa di dalam organisasi yang harus tetapkan harga. Setiap perusahaan menangani duduk perkara penetapan harga berdasarkan caranya masing-masing. Pada perusahaan kecil, umumnya harga diputuskan oleh administrasi puncak. Pada perusahaan besar, seringkali duduk perkara penetapan harga ditangani oleh divisi atau manajer suatu lini produk. Dalam pasar industri, sales people diperkenankan untuk bernegosiasi dengan pelanggannya guna tetapkan kimasukan harga tertentu. Dalam industri di mana penetapan harga ialah faktor kunci (misalnya perusahaan minyak, penerbangan luar angkasa), biasanya setiap perusahaan mempunyai departemen penetapan harga tersendiri yang bertanggung balasan terhadap departemen pemamasukan /manajemen puncak. Pihak-pihak lain yg mempunyai imbas terhadap penetapan harga yaitu manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan, & akuntan.
Sumber http://irwansahaja.blogspot.co.id