Mbs Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran

Berdasarkan hasil-hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat, Manajemen Berbasis Lokasi (site based management) ialah taktik penting untuk meningkatkan kualitas pembuatan keputusan-keputusan pendidikan dalam anggaran, personalia, kurikulum dan penilaian. Studi yang dilakukan di El Savador, Meksiko, Nepal, dan Pakistan menawarkan pemdiberian otonomi pada sekolah sudah meningkatkan motivasi dan kehadiran guru. Tetapi desentralisasi pengelolaan guru tidak secara otomatis meningkatkan efesiensi operasional. Jika pengelola di tingkat tempat tidak mempersembahkan dukungannya, pengelolaan semakin tidak efektif. Oleh sebab itu, beberapa negara sudah kembali ke sistem sentralisasi dalam hal pengelolaan ketenagaan, contohnya Kolombia, Meksiko, Nigeria, dan Zimbabwe.
Saat ini sedang berlangsung perubahan paradigma manajemen pemerintahan. Beberapa perubahan tersebut antara lain,
(i) Orientasi manajemen yang sarwa negara ke orientasi pasar. Aspirasi masyarakat menjadi pertimbangan pertama dalam mengolah dan menetapkan akal untuk mengatasi problem yang timbul.
(ii) Orientasi manajemen pemerintahan yang otoritarian ke demokrasi. Pendekatan kekuasaan bergeser ke sistem yang mengutamakan peranan rakyat. Kedaulatan rakyat menjadi pertimbangan utama dalam tatanan yang demokratis.
(iii) Sentralisasi kekuasaan ke desentralisasi kewenangan. Kekuasaan tidak lagi terpusat di satu tangan melainkan dibagi ke beberapa pusat kekuasaan secara seimbang.
(iv) Sistem pemerintahan yang terang batas dan aturannya seolah-olah menjadi negara yang sudah tidak terang lagi batasnya (boundaryless organization) akhir efek dari tataaturan global. Keadaan ini membawa akhir tata-aturan yang spesialuntuk menekankan tataaturan nasional saja kurang menguntungkan dalam percaturan global.
Fenomena ini kuat terhadap dunia pendidikan sehingga desentralisasi pendidikan ialah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Tentu saja desentralisasi pendidikan bukan berkonotasi negatif, yaitu untuk mengurangi wewenang atau intervensi pejabat atau unit pusat melainkan lebih berwawasan keunggulan. Kebijakan umum yang diputuskan oleh pusat sering tidak efektif sebab kurang mempertimbangkan keragaman dan kekhasan daerah.
Disamping itu membawa dampak ketergantungan sistem pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat (lokal), menghambat kreativitas, dan membuat budaya menunggu petunjuk dari atas. melaluiataubersamaini demikian desentralisasi pendidikan bertujuan untuk memberdayakan peranan unit bawah atau masyarakat dalam menangani problem pendidikan di lapangan. Banyak problem pendidikan yang sepatutnya bisa diputuskan dan dilaksanakan oleh unit tataran di bawah atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang terjadi di kebanyakan negara. Faktor-faktor pendorong penerapan desentralisasi1 terinci sbb.:
- Tuntutan orangtua, kelompok masyarakat, para legislator, pebisnis, dan perhimpunan guru untuk turut serta mengontrol sekolah dan menilai kualitas pendidikan.
- Anggapan bahwa struktur pendidikan yang terpusat tidak sanggup bekerja dengan baik dalam meningkatkan partisipasi siswa bersekolah.
- Ketidakmampuan birokrasi yang ada untuk merespon secara efektif kebutuhan sekolah setempat dan masyarakat yang beragam.
- Penampilan kinerja sekolah dinilai tidak memenuhi tuntutan gres dari masyarakat
- Tumbuhnya persaingan dalam memperoleh menolongan dan pendanaan.
Desentralisasi pendidikan, mencakup beberapa aspek tiga hal, yaitu;
a) manajemen berbasis lokasi (site based management).
b) pendelegasian wewenang
c) penemuan kurikulum.
Misi desentralisasi pendidikan ialah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan pendayagunaan potensi daerah, terciptanya infrastruktur kelembagaan yang menunjang terselengaranya sistem pendidikan yang relevan dengan tuntutan jaman, antara lain terserapnya konsep globalisasi, humanisasi, dan demokrasi dalam pendidikan. Penerapan demokratisasi dilakukan dengan mengikutsertakan unsur-unsur pemerintah setempat, masyarakat, dan orangtua dalam kekerabatan kemitraan dan menumbuhkan proteksi positif bagi pendidikan.
Pada dasarnya manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkan tiruana urusan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pengurangan manajemen pusat ialah konsekwensi dari yang pertama dengan diikuti pendelegasian wewenang dan urusan pada sekolah. Inovasi kurikulum menekankan pada pembaharuan kurikulum sebesar-besarnya untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi tiruana penerima didik. Kurikulum diubahsuaikan benar dengan kebutuhan penerima didik di tempat atau sekolah. Pada kurikulum 2004 yang akan diberlakukan, pusat spesialuntuk akan menetapkan kompetensi-kompetensi lulusan dan materi-materi minimal. Daerah didiberi keleluasaan untuk menyebarkan silabus (GBPP) nya yang sesuai dengan kebutuhan penerima didik dan tuntutan daerah. Pada umumnya agenda pendidikan yang tercermin dalam silabus sangat erat dengan program-program pembangunan daerah. Sebagai contoh, suatu tempat yang menetapkan untuk nmengembangkan ekonomi wilayahnya melalui bidang pertanian, implikasinya silabus IPA akan diperkaya dengan materi-materi biologi pertanian dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pertanian. Manajemen berbasis lokasi yang merujuk ke sekolah, akan meningkatkan otonomi sekolah dan mempersembahkan peluang kepada tenaga sekolah, orangtua, siswa, dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan. Banyak sekali yang mendengar istilah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan banyak yang ingin tahu apa artinya dan apa manfaatnya. Maka perlu kita bahas apa itu bekerjsama Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lingkungan. Hal ini tercermin dengan adanya kurikulum lokal. Kurikulum juga harus menyebarkan kebudayaan tempat dalam rangka menyebarkan kebudayaan nasional. Proses berguru mengajar menekankan terjadinya proses pembelajaran yang menumbuhkan kesadaran lingkungan yaitu memanfaatkan lingkungan baik fisik maupun sosial sebagai media dan sumber belajar, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan alat pemersatu bangsa.
Mengapa MBS?
Tujuan utama Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ialah peningkatan mutu pendidikan. melaluiataubersamaini adanya MBS sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari atas. Mereka sanggup menyebarkan suatu visi pendidikan yang sesuai dengan keadaan setempat dan melakukan visi tersebut secara mandiri.
Tujuan utama Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ialah peningkatan mutu pendidikan. melaluiataubersamaini adanya MBS sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari atas. Mereka sanggup menyebarkan suatu visi pendidikan yang sesuai dengan keadaan setempat dan melakukan visi tersebut secara mandiri.
Apa itu Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)?
Dalam rangka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) alokasi dana kepada sekolah menjadi lebih besar dan sumber daya tersebut sanggup dimanfaatkan sesuai kebutuhan sekolah sendiri.
Sekolah lebih bertanggung balasan terhadap perawatan, kemembersihkanan, dan penerapan kemudahan sekolah, termasuk pengadaan buku dan materi belajar. Hal tersebut pada kesudahannya akan meningkatkan mutu aktivitas berguru mengajar yang berlangsung di kelas.
Sekolah membuat perencanaan sendiri dan mengambil inisiatif sendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melibatkan masyarakat sekitarnya dalam proses tersebut.
Kepala sekolah dan guru sanggup bekerja lebih profesional dalam mempersembahkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak di sekolahnya.
Konsep Dasar MBS
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya ialah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara berdikari oleh sekolah dengan melibatkan tiruana kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara eksklusif dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya ialah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara berdikari oleh sekolah dengan melibatkan tiruana kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara eksklusif dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Apabila manajemen berbasis lokasi lebih diseriuskan pada tingkat sekolah, maka MBS akan menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada. Ciri-ciri MBS, bisa dilihat dari sudut sejauh mana sekolah tersebut sanggup mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, pengelolaan SDM, proses belajar-mengajar dan sumber daya sebagaimana digambarkan dalam tabel diberikut:
Apabila manajemen berbasis lokasi lebih diseriuskan pada tingkat sekolah, maka MBS akan menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada. Ciri-ciri MBS, bisa dilihat dari sudut sejauh mana sekolah tersebut sanggup mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, pengelolaan SDM, proses belajar-mengajar dan sumber daya sebagaimana digambarkan dalam tabel diberikut:
*) Pada dasarnya kepemimpinan transformasional memiliki tiga komponen yang harus dimilikinya,
yaitu:
yaitu:
- Memiliki kharisma yang didalamnya termuat perasaan cinta antara KS dan staf secara timbal-balik sehingga mempersembahkan rasa aman, percaya diri, dan saling percaya dalam bekerja
- Memiliki kepekaan individual yang mempersembahkan perhatian setiap staf menurut minat dan kemampuan staf untuk pengembangan profesionalnya
- Memiliki kemampuan dalam mempersembahkan simulasi intelektual terhadap staf. KS bisa menghipnotis staf untuk berfikir dan menyebarkan atau mencari banyak sekali alternatif baru.
Diharapkan dengan menerapkan manajemen pola MBS, sekolah lebih berdaya dalam beberapa hal
diberikut:
Tujuan Program MBS ialah peningkatan mutu pembelajaran. Program ini terdiri atas tiga komponen, yaitu:
diberikut:
- Menyadari kekuatan, kelemahan, peluang, dan bahaya bagi sekolah tersebut
- Mengetahui sumberdaya yang dimiliki dan “input” pendidikan yang akan dikembangkan
- Mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk kemajuan lembaganya
- Bertanggungjawaban terhadap orangtua, masyarakat, forum terkait, dan pemerintah dalam penyelengaraan sekolah
- Persaingan sehat dengan sekolah lain dalam usaha-usaha kreatif-inovatif untuk meningkatkan layanan dan mutu pendidikan.
Tujuan Program MBS ialah peningkatan mutu pembelajaran. Program ini terdiri atas tiga komponen, yaitu:
- Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
- Peran Serta Masyarakat (PSM), dan
- Peningkatan Mutu Kegiatan Belajar Mengajar melalui Penginkatan Mutu Pembelajaran yang disebut Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di SD-MI, dan Pembelajaran Kontekstual di SLTP-MTs.
Dana Operasional Sekolah
MBS perlu ditunjang dengan dana operasional sekolah, semoga planning yang dibentuk oleh sekolah dan masyarakat sanggup dilaksanakan. Saat ini dana yang diterima sekolah dari APBD pada umumnya sangat minim. Sekolah lebih banyak mendapatkan dana dari Komite Sekolah. Jumlah dana dari APBD yang didiberikan kepada sekolah secara langsung
MBS perlu ditunjang dengan dana operasional sekolah, semoga planning yang dibentuk oleh sekolah dan masyarakat sanggup dilaksanakan. Saat ini dana yang diterima sekolah dari APBD pada umumnya sangat minim. Sekolah lebih banyak mendapatkan dana dari Komite Sekolah. Jumlah dana dari APBD yang didiberikan kepada sekolah secara langsung
Dampak MBS bagi Sekolah?
- MBS membuat rasa tanggung balasan melalui manajemen sekolah yang lebih terbuka. Kepala sekolah, guru, dan anggota masyarakat bekerja sama dengan baik untuk membuat Rencana Pengembangan Sekolah. Sekolah memajangkan anggaran sekolah dan perhitungan dana secara terbuka pada papan sekolah.
- Keterbukaan ini sudah meningkatkan kepercayaan, motivasi, serta proteksi orang bau tanah dan masyarakat terhadap sekolah. Banyak sekolah yang melaporkan kenaikan sumbangan orang bau tanah untuk menunjang sekolah.
- Pelaksanaan PAKEM (Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan sangat bahagia) atau Pembelajaran Kontekstual dalam MBS, menyebabkan peningkatan kehadiran anak di sekolah, sebab mereka senang belajar.
• Manajemen sekolah cenderung pasif dan belum melibatkan tiruana pihak terkait termasuk masyarakat.
• Keuangan sekolah sering kurang transparan.
• Peran Serta Masyakat terbatas sebagian besar pada pengumpulan dana untuk sekolah.
• Belum terlibat dalam manajemen sekolah maupun menunjang aktivitas berguru mengajar secara langsung.
Sumber:
Print Out Paket Petes MBS 1