Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Perubahan Dimensi Pergaulan Dalam Kehidupan Kampus


Perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia mengubah cara pergaulan penerima didik secara significant. melaluiataubersamaini diterapkannya cara-cara gres dalam praktek pendidikan mempersembahkan imbas yang sangat besar. Tentu saja efek-efek tersebut sanggup berupa imbas negative dan imbas positive bagi pelaku pendidikan adalah pendidik dan penerima didik.

Perubahan significan sangat tampak pada pergaulan mahasiswa. Perubahan-perubahan tersebut diakibatkan oleh terkekangnya ruang gerak mahasiswa dalam pemikiran serta berorganisasi.  Diterapkannya metode KBK ataupun KTSP di dalam pembelajaran kampus membuat mahasiswa kembali menjadi siswa di jejang SMA. Mahasiswa menjadi sibuk dengan tugas-tugas monoton yang didiberikan oleh pengajar. Paradigma negative sengaja dihinggapkan kedalam proses pengkaderan kampus yang dicitrakan oleh beberapa media, beberapa pendidik, beberapa pegawai kampus  serta oleh instansi terkait membuat keadaan kampus yang dulu penuh dengan aroma keorganisasian, kegiatan-kegiatan postif serta kekelurgaan sekarang mulai gersang.
Unit Kegiatan Mahasiswa dilanda krisis keanggotaan baik jumlah maupun kualitas. Ada momok angker yang sengaja dicitrakan oleh orang-orang tetentu semoga mahasiswa menjauh dari keorganisasian dan keakraban dengan sesama mahasiswa, sehingga mahasiswa dengan gampangnya bias dikontrol untuk mengikuti keinginannya. melaluiataubersamaini tidak adanya rasa kekeluargaan yang terbangun didunia mahasiswa  maka akan semakin praktis mahasiswa terombang-ambing dan ditakut-takuti. Hari sabtu sebagai hari untuk kegiatan keorganisasian dijadikan sebagai hari perkuliahan. Sebagian dosen mengorban kewajiban sebagai pengajar resmi di kampus untuk melaksanakan kewajiban honorernya di kampus lain hingga aktivitas yang sudh semestinya seenaknya diganti dengan hari lain (sering hari sabtu dan ahad ) tanpa memikirkan keadaan mahasiswa yang mungkin saja ada kegiatan keorganisasian sebagai pengalaman , mungkin juga ada perkuliahan pada yang hari yang sama, atau mungkin juga pada hari yang aktivitas penbelajarannya sangat padat. Ada juga sebagian dosen yang mangatakan pembelajaran harus disampaikan dengan menarikdanunik dan bervariasi, akan tetapi ia dan beberapa dosen yang lain masih saja tidak menarikdanunik dalam penyampaian dalam pembelajaran serta masih juga memakai metode yang sama. Berbicara mekanisme tetapi melanggar mekanisme yang lain.
Pembuat undang-undang dan sejenisnya mengabaikan pelaku dalam pembelajaran dalam pembuatan undang-undang dan homogen yang diberlakukan untuk para pelaku pendidikan. Sangat miris melihat dikala mereka pembuat peraturan tidak mengetahui kondidsi bekerjsama yang terjadi di dalam dunia pendidikan. Yang dipikirkan spesialuntuk ketenaran atau nama serta laba sepihak. Salahkah jikalau sebagian mahasiswa menyuarakan pendapatnya di seminar-seminar, di jalan-jalan bahkan di warung kopi mereka juga memberikan unek-uneknya.
Mungkin spesialuntuk sebatas ini goresan pena saya terkena perubahan paradigma kampus sebagai seorang mahasiswa. Yang melihat dari pengalaman dan kedaaan yang dirasakan.
22 Oktober 2011




Sumber http://irwansahaja.blogspot.co.id