Pengaruh Televisi Terhadap Sikap Menyimpang Mahasiswa
Bab I
A. Penlampauaan
1. Latar Belakang
Perubahan sikap sanggup berupa perubahan sikap kearah yang lebih baik ataupun perubahan sebaliknya. Perubahan sikap yang akan di bahas ialah sikap yang mengarah kea rah kurang baik yaitu sikap menyimpang. Menurut Robert M. Z Lawang, sikap Menyimpang ialah tiruana tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam sistem social dan menimbulkan perjuangan dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki sikap menyimpang. Perubahan sikap itu sanggup disebabkan oleh banyak sekali faktor. Salah satunya ialah melalui media massa. Media massa yang dimaksud peneliti ialah televise yang ialah media massa audio dan visual. Stasiun-stasiun televise kini ini sangat banyak baik di ranah local maupun nasional, dengan banyak sekali macam program dan iklan yang disuguhkan. Perubahan sikap yang mengarah kearah kurang baik atau di sebut sikap menyimpang juga terjadi pada beberapa mahasisiwa yang menuntut di Perguruan Tinggi. Untuk itu peneliti bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah dampak televisi terhadap sikap menyimpang mahasiswa ?.
2. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini di bagi menjadi tiga pokok permasalahan yaitu
a. Apa sajakah sikap menyimpang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa?
b. Bagaimanakah proses perubahan sikap menyimpang yang dipengaruhi oleh televise ?
c. Seberapa besarkah dampak televise terhadap sikap menyimpang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa?
3. Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini ialah untuk mengetahui:
1. Beberapa sikap menyimpang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa.
2. proses perubahan sikap menyimpang beberapa mahasiswa yang dipengaruhi oleh televisi.
3. Besarnya dampak televise terhadap sikap menyimpang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa.
4. Manfaat Makalah
a. Bagi peniliti
Penelitian ini sangan bermanfaa untuk pengembangan fatwa dan melatih kemampuan analisa. Kemampuan dalam penulisan juga bisa lebih tajam dan bermakna. Makalah ini juga sebagai materi untuk masukan terhadap peneliti semoga lebih baik kedepannya.
b. Bagi Pembaca
Makalah ini sebagai acauan untuk melaksanakan pembuktian kritis yang ada didalam pemikiran. Sebagai literatur untuk pengembangan penelitian yang akan dilaksanakan. Makalah ini juga sanggup sebagai materi fatwa dan perenungan di dalam kehidupan wacana fenomena-fenomena yang terjadi di dalam kehidupan.
B. Landasan Teori
Ada beberapa teori yang dilansirkan oleh beberapa andal wacana sikap menyimpang menyerupai diberikiut ini
1. James w. Van der zanden mendefinisikan sikap menyimpang sebagai sikap yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.
2. Perilaku Menyimpang ialah suatu sikap yang diekspresikan oleh seorang atau beberapa orang anggota masyarakat secara disadari atau tidak disadari, tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku yang sudah diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.(Sosiologi Kelas 2 SMU: Intan Pariwara, Hal 56).
3. Menurut Robert M. Z Lawang, sikap Menyimpang ialah tiruana tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam sistem social dan menimbulkan perjuangan dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki sikap menyimpang.
Perilaku menyimpang juga akhir dari proses interaksi social yang terjadi. Interaksi social ialah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok satu dengan kelompok yang lain dengan maksud tertentu. (Sosiologi Kelas 2 SMU: Intan Pariwara, Hal 9). Proses interkasi didasari oleh emapt faktor yaitu Faktor imitasi, Sugesti, identifikasi dan simpati. Syarat terjadinya Interaksi social berdasarkan Gillin and Gillin (Soerjono Soekanto, 1982: 58) ada dua yaitu Kontak sosial dan komunikasi.
Interaksi sosial dan sosialisasi sangat berkaitan dengan bersahabat dan tidak sanggup dipisahkan. Sosialisai ialah suatu proses di mana individu mulai mendapatkan atau beradaptasi diri dengan unsur-unsur kebudayaan (adat istiadat, perilaku, bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarga dan kemudian meluas pada masyarakat pada umumnya, lambat laun dengan keberhasilan penerimaan atau penyesuaian tersebut , maka individu akan merasa menjadi potongan dari keluarga atau kelompok. Media massa, ialah alat sosialisai yang penting lantaran sanggup memmenolong mempersembahkan pengetahuan kepada masyarakat wacana norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Media massa menyerupai televisi, radio, surat kabar dan lain-lain sanggup memediberikan model peranan yang sanggup dipakai anak sebagai materi untuk mengenali jatidirinya. Namun dilain pihak, media massa sanggup pula merubah sikap masyarakat. Iklan-iklan yang ditayangkan media cetak dan elektronik memiliki potensi untuk mengubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat dan sanggup dipergunakan untuk menghipnotis bahkan sanggup merubah pendapat umum. (Sosiologi Kelas 2 SMU: Intan Pariwara, Hal 48).
Salah satu media kontak social dan komunikasi (media massa) secara tidak eksklusif ialah televisi. Televisi ialah salah satu media massa elektronik yang menampilkan audio dan visual yang berfungsi sebagai alat mediator komunikasi jarak jauh secara tidak eksklusif dan meliputi program yang sudah diatur oleh administrasi stasiun televisi. ( Pengantar Jurnailtik : 21)
Bab II
A. Pembahasan
Instansi pendidikan perguruan tinggi tinggi ialah instansi yang setiap tahun mewisuda ratusan mahasiswa yang akan terjun ke dalam masyaraka dan menjadi potongan masyarakat. Jumlah mahasiswa berjumlah sangat banyak dan setiap tahun terus bertambah. Mahasiswa tersebar di banyak sekali fakultas. Pengawasan terhadap mahasiswa sejumlah itu, mustahil berjalan secara optimal dan efisien. celah untuk mahsiswa untuk melaksanakan peilaku menyimpang simpel terjadi. Perilaku menyimpang itu sanggup berupa tawuran antar kampus, praktek premanisasi, penerapan narkoba, pencurian, bahkan praktek seksual dilikungan kampus.
Televisi yang menampilkan acara-acara dan iklan bisa sangat menghipnotis kejiwaan dan gaya hidup serta sikap mahasiswa yang menontonnya walaupun mahasiswa ialah insan intelek. Namum mahasiswa ialah insan biasa yang punya kelemahan dan keinginan serta insan yang sedang berusaha mencari jati dirinya. Pendidikan yang ialah hal yang sangat penting untuk membentuk perilaku, sering mengunakan media massa sebagai alat penyampai, penghubung, dan mediator yang dipandang sangat efektif dan efisien. Salah satu media massa atau media komunikasi dan informasi ialah televisi. Kemampuan televisi dalam mengubah dan membentuk sikap sangat besar dan tidak diragukan lagi. Suguhan acara-acara telivisi bisa menyihir dan bisa mendoktrin jutaan insan yang menyaksikannya. Tanpa keberadaan televise dalam kehidupan manusia, insan selalu merasa ketinggalan segalanya, sehingga insan memposisikan televisi sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan, semoga sanggup bertahan dalam kehidupan.
misal dari sikap tawuran diakibatkan oleh tanyangan diberita wacana tawuran antara fakultas a dan fakutas b yang terjadi di perguruan tinggi tinggi lain menimbulkan atau memancing tawuran di perguruan tinggi tinggi lain pada fakultas-fakultas yang sama jenisnya. misal lain akhir dari iklan televisi yaitu beberapa mahasiswi yang memakai pakaian seksi lantaran melihat iklan di televisi yang menyatakan jikalau perempuan yang memakai pakaian tersebut ialah perempuan yang paling cantik, mereka tidak tahu apabila memakai pakaian menyerupai yang digambarkan akan menransang tindakan pemerkosaan terhadap dirinya. misal lainya ialah tayangan film yang menggambarkan kenimatan hidup bergaya glamor membuat mahasiswa bermimpi untuk mencicipi hal yang sama sehingga mereka ingin menyamakan kehidupan mereka menyerupai film tersebut. Tanpa berusaha bisa menikmati kehidupan yummy memakai cara-cara yang diajarkan di dalam film tersebut tanpa fatwa kritis yang mendasarinya. Gaya hidup yang ditampilkan berupa kehidupan malam dengan minuman alakohol dan seks bebas serta penerapan narkoba didalamnya. Ada juga sinetron atau film yang mengajarkan apabila melaksanakan kejahatan niscaya alhasil akan terasa biasa bahkan berakhir bahagia. Misalnya film sepasang kekasih yang melaksanakan hubungan layaknya suami-istri diluar pernikahan, yang kemudian wanitanya hamil sehingga mau tidak mau keluarga dari pihak perempuan berkeluargakan pasangan asmara tanpa beban apapun dengan alasan keluarga tidak mau menanggung malu. Ini sanggup membuat fatwa yang mendoktrin kawula muda termasuk mahasiswa bahwa perbuatan tersebut sah-sah saja dan sanggup beliau atasi. Sinetron atau film yang tidak mendidik merusak pendidikan yang sudah meraka terima dan mereka jalani.
Proses yang mendasari kehidupan mahasiswa ialah proses imitasi, identifikasi dan sugesti Proses imitasi ialah proses mencar ilmu seseorang dengan cara memalsukan orang lain baik dalam wujud sikap (attitude), penampilan (performance), tingkah laris (behavior), maupun gaya hidup (life style). Identifikasi ialah kecendrungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama denagn orang lain. Sedangkan sugesti ialah cara pemdiberian suatu pandangan atau dampak oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mau mengikuti pandangan atau dampak tersebut. Tindakan imitasi oleh masyarakat termasuk mahasiswa berkiblat pada acara-acara dan iklan yang disodorkan oleh stasiun-stasiun telivisi swasta. Kebutuhan akan memenuhi kepentingan membuat golongan kapitalis yang menguasai media massa melaksanakan tindakan sugesti terhadap masyarakat semoga tujuan mereka tercapai dengan cara apapun tanpa memandang akhir dari perbuatan mereka.
Pesona kehidupan yang ditampilkan oleh acara-acara di televisi menjadi potongan kehidupan yang sangat penting. Semua teladan yang ditampilkan peneliti spesialuntuk sebagian sikap menyimpang yang disebabkan oleh televisi dan menjadi bukti besarnya dampak televisi terhadap perubahan sikap baik kearah positif maupun kearah negatif. Kebutuhan akan televisi bukan lagi termasuk kebutuhan tersier tapi ialah kebutuha yang hampir pokok dalam kehidupan kini ini. Mahasiswa sebagai insan yang sedang mencari jalan hidup dan meraih cita-cita demi terciptanya kehidupan yang diinginkan menjadi sebuah objek yang sangat sesuai untuk dijadikan pasar oleh pihak-pihak yang berniat kurang baik.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Peranan atau dampak televisi terhadap sikap menyimpang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa sangat besar. Televisi sebagai salah satu media massa yang sangat efektif dan efisien sebagai media sosialisai dan bentuk interaksi social yang paling besar pengaruhnya. Televisi juga nerupakan media sosialaisasi yang tepat untuk merubah karakter, gaya hidup, tingkah laris dan opini public masyarakat. Imitasi menjadi pilihan utama bagi mahasiswa yang ingin eksis di kelompoknya. Sugesti ialah senjata paling utama dalam acara-acara atau iklan yang di suguhkan oleh administrasi stasiu televisi.
B. Saran
Melalui kajian ini peniliti mempersembahkan masukan kepada mahasiswa untuk lebih banyak lagi mempelajari kehidupan bermasyarakat sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan selanjutnya. Saran juga ditujukan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) semoga lebih berhati-hati dalam memdiberi izin wacana segala bentuk penyiaran yang sanggup berdampak negatif.
Daftar Pustaka
Tim penyusun. 2003. Sosiologi Kelas 2 SMU. Klaten: Intan Pariwara
Rabeka Harsono dan Basilius Triharyanto. 2008. Jalan Berliku Menjadi Orang Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
LPM Transformasi. 2006. Pendidikan Proyek Peradaban Yang Terbengkalai. Jakarta: Transbook.
LPM Transformasi. 2010. Dunia Palupi, kumpulan Esai Budaya Transformasi. Jakarta: Transbook.
LPM Untan. 2010. Civitas (Media Informasi Mahasiwa Universitas Tanjungpura). Pontianak : Mimbar Untan
A. Penlampauaan
1. Latar Belakang
Perubahan sikap sanggup berupa perubahan sikap kearah yang lebih baik ataupun perubahan sebaliknya. Perubahan sikap yang akan di bahas ialah sikap yang mengarah kea rah kurang baik yaitu sikap menyimpang. Menurut Robert M. Z Lawang, sikap Menyimpang ialah tiruana tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam sistem social dan menimbulkan perjuangan dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki sikap menyimpang. Perubahan sikap itu sanggup disebabkan oleh banyak sekali faktor. Salah satunya ialah melalui media massa. Media massa yang dimaksud peneliti ialah televise yang ialah media massa audio dan visual. Stasiun-stasiun televise kini ini sangat banyak baik di ranah local maupun nasional, dengan banyak sekali macam program dan iklan yang disuguhkan. Perubahan sikap yang mengarah kearah kurang baik atau di sebut sikap menyimpang juga terjadi pada beberapa mahasisiwa yang menuntut di Perguruan Tinggi. Untuk itu peneliti bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah dampak televisi terhadap sikap menyimpang mahasiswa ?.
2. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini di bagi menjadi tiga pokok permasalahan yaitu
a. Apa sajakah sikap menyimpang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa?
b. Bagaimanakah proses perubahan sikap menyimpang yang dipengaruhi oleh televise ?
c. Seberapa besarkah dampak televise terhadap sikap menyimpang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa?
3. Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini ialah untuk mengetahui:
1. Beberapa sikap menyimpang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa.
2. proses perubahan sikap menyimpang beberapa mahasiswa yang dipengaruhi oleh televisi.
3. Besarnya dampak televise terhadap sikap menyimpang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa.
4. Manfaat Makalah
a. Bagi peniliti
Penelitian ini sangan bermanfaa untuk pengembangan fatwa dan melatih kemampuan analisa. Kemampuan dalam penulisan juga bisa lebih tajam dan bermakna. Makalah ini juga sebagai materi untuk masukan terhadap peneliti semoga lebih baik kedepannya.
b. Bagi Pembaca
Makalah ini sebagai acauan untuk melaksanakan pembuktian kritis yang ada didalam pemikiran. Sebagai literatur untuk pengembangan penelitian yang akan dilaksanakan. Makalah ini juga sanggup sebagai materi fatwa dan perenungan di dalam kehidupan wacana fenomena-fenomena yang terjadi di dalam kehidupan.
B. Landasan Teori
Ada beberapa teori yang dilansirkan oleh beberapa andal wacana sikap menyimpang menyerupai diberikiut ini
1. James w. Van der zanden mendefinisikan sikap menyimpang sebagai sikap yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.
2. Perilaku Menyimpang ialah suatu sikap yang diekspresikan oleh seorang atau beberapa orang anggota masyarakat secara disadari atau tidak disadari, tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku yang sudah diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.(Sosiologi Kelas 2 SMU: Intan Pariwara, Hal 56).
3. Menurut Robert M. Z Lawang, sikap Menyimpang ialah tiruana tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam sistem social dan menimbulkan perjuangan dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki sikap menyimpang.
Dalam Sosiologi dikenal adanya teori Differensial Association atau pergaulan yang tidak sama oleh Edwin H. Sutherland. Ia beropini bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang tidak sama. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya. Melalui proses ini, seseorang mempelajari suatu budaya menyimpang.
Perilaku menyimpang juga akhir dari proses interaksi social yang terjadi. Interaksi social ialah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok satu dengan kelompok yang lain dengan maksud tertentu. (Sosiologi Kelas 2 SMU: Intan Pariwara, Hal 9). Proses interkasi didasari oleh emapt faktor yaitu Faktor imitasi, Sugesti, identifikasi dan simpati. Syarat terjadinya Interaksi social berdasarkan Gillin and Gillin (Soerjono Soekanto, 1982: 58) ada dua yaitu Kontak sosial dan komunikasi.
Interaksi sosial dan sosialisasi sangat berkaitan dengan bersahabat dan tidak sanggup dipisahkan. Sosialisai ialah suatu proses di mana individu mulai mendapatkan atau beradaptasi diri dengan unsur-unsur kebudayaan (adat istiadat, perilaku, bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarga dan kemudian meluas pada masyarakat pada umumnya, lambat laun dengan keberhasilan penerimaan atau penyesuaian tersebut , maka individu akan merasa menjadi potongan dari keluarga atau kelompok. Media massa, ialah alat sosialisai yang penting lantaran sanggup memmenolong mempersembahkan pengetahuan kepada masyarakat wacana norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Media massa menyerupai televisi, radio, surat kabar dan lain-lain sanggup memediberikan model peranan yang sanggup dipakai anak sebagai materi untuk mengenali jatidirinya. Namun dilain pihak, media massa sanggup pula merubah sikap masyarakat. Iklan-iklan yang ditayangkan media cetak dan elektronik memiliki potensi untuk mengubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat dan sanggup dipergunakan untuk menghipnotis bahkan sanggup merubah pendapat umum. (Sosiologi Kelas 2 SMU: Intan Pariwara, Hal 48).
Salah satu media kontak social dan komunikasi (media massa) secara tidak eksklusif ialah televisi. Televisi ialah salah satu media massa elektronik yang menampilkan audio dan visual yang berfungsi sebagai alat mediator komunikasi jarak jauh secara tidak eksklusif dan meliputi program yang sudah diatur oleh administrasi stasiun televisi. ( Pengantar Jurnailtik : 21)
Bab II
A. Pembahasan
Instansi pendidikan perguruan tinggi tinggi ialah instansi yang setiap tahun mewisuda ratusan mahasiswa yang akan terjun ke dalam masyaraka dan menjadi potongan masyarakat. Jumlah mahasiswa berjumlah sangat banyak dan setiap tahun terus bertambah. Mahasiswa tersebar di banyak sekali fakultas. Pengawasan terhadap mahasiswa sejumlah itu, mustahil berjalan secara optimal dan efisien. celah untuk mahsiswa untuk melaksanakan peilaku menyimpang simpel terjadi. Perilaku menyimpang itu sanggup berupa tawuran antar kampus, praktek premanisasi, penerapan narkoba, pencurian, bahkan praktek seksual dilikungan kampus.
Televisi yang menampilkan acara-acara dan iklan bisa sangat menghipnotis kejiwaan dan gaya hidup serta sikap mahasiswa yang menontonnya walaupun mahasiswa ialah insan intelek. Namum mahasiswa ialah insan biasa yang punya kelemahan dan keinginan serta insan yang sedang berusaha mencari jati dirinya. Pendidikan yang ialah hal yang sangat penting untuk membentuk perilaku, sering mengunakan media massa sebagai alat penyampai, penghubung, dan mediator yang dipandang sangat efektif dan efisien. Salah satu media massa atau media komunikasi dan informasi ialah televisi. Kemampuan televisi dalam mengubah dan membentuk sikap sangat besar dan tidak diragukan lagi. Suguhan acara-acara telivisi bisa menyihir dan bisa mendoktrin jutaan insan yang menyaksikannya. Tanpa keberadaan televise dalam kehidupan manusia, insan selalu merasa ketinggalan segalanya, sehingga insan memposisikan televisi sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan, semoga sanggup bertahan dalam kehidupan.
misal dari sikap tawuran diakibatkan oleh tanyangan diberita wacana tawuran antara fakultas a dan fakutas b yang terjadi di perguruan tinggi tinggi lain menimbulkan atau memancing tawuran di perguruan tinggi tinggi lain pada fakultas-fakultas yang sama jenisnya. misal lain akhir dari iklan televisi yaitu beberapa mahasiswi yang memakai pakaian seksi lantaran melihat iklan di televisi yang menyatakan jikalau perempuan yang memakai pakaian tersebut ialah perempuan yang paling cantik, mereka tidak tahu apabila memakai pakaian menyerupai yang digambarkan akan menransang tindakan pemerkosaan terhadap dirinya. misal lainya ialah tayangan film yang menggambarkan kenimatan hidup bergaya glamor membuat mahasiswa bermimpi untuk mencicipi hal yang sama sehingga mereka ingin menyamakan kehidupan mereka menyerupai film tersebut. Tanpa berusaha bisa menikmati kehidupan yummy memakai cara-cara yang diajarkan di dalam film tersebut tanpa fatwa kritis yang mendasarinya. Gaya hidup yang ditampilkan berupa kehidupan malam dengan minuman alakohol dan seks bebas serta penerapan narkoba didalamnya. Ada juga sinetron atau film yang mengajarkan apabila melaksanakan kejahatan niscaya alhasil akan terasa biasa bahkan berakhir bahagia. Misalnya film sepasang kekasih yang melaksanakan hubungan layaknya suami-istri diluar pernikahan, yang kemudian wanitanya hamil sehingga mau tidak mau keluarga dari pihak perempuan berkeluargakan pasangan asmara tanpa beban apapun dengan alasan keluarga tidak mau menanggung malu. Ini sanggup membuat fatwa yang mendoktrin kawula muda termasuk mahasiswa bahwa perbuatan tersebut sah-sah saja dan sanggup beliau atasi. Sinetron atau film yang tidak mendidik merusak pendidikan yang sudah meraka terima dan mereka jalani.
Proses yang mendasari kehidupan mahasiswa ialah proses imitasi, identifikasi dan sugesti Proses imitasi ialah proses mencar ilmu seseorang dengan cara memalsukan orang lain baik dalam wujud sikap (attitude), penampilan (performance), tingkah laris (behavior), maupun gaya hidup (life style). Identifikasi ialah kecendrungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama denagn orang lain. Sedangkan sugesti ialah cara pemdiberian suatu pandangan atau dampak oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mau mengikuti pandangan atau dampak tersebut. Tindakan imitasi oleh masyarakat termasuk mahasiswa berkiblat pada acara-acara dan iklan yang disodorkan oleh stasiun-stasiun telivisi swasta. Kebutuhan akan memenuhi kepentingan membuat golongan kapitalis yang menguasai media massa melaksanakan tindakan sugesti terhadap masyarakat semoga tujuan mereka tercapai dengan cara apapun tanpa memandang akhir dari perbuatan mereka.
Pesona kehidupan yang ditampilkan oleh acara-acara di televisi menjadi potongan kehidupan yang sangat penting. Semua teladan yang ditampilkan peneliti spesialuntuk sebagian sikap menyimpang yang disebabkan oleh televisi dan menjadi bukti besarnya dampak televisi terhadap perubahan sikap baik kearah positif maupun kearah negatif. Kebutuhan akan televisi bukan lagi termasuk kebutuhan tersier tapi ialah kebutuha yang hampir pokok dalam kehidupan kini ini. Mahasiswa sebagai insan yang sedang mencari jalan hidup dan meraih cita-cita demi terciptanya kehidupan yang diinginkan menjadi sebuah objek yang sangat sesuai untuk dijadikan pasar oleh pihak-pihak yang berniat kurang baik.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Peranan atau dampak televisi terhadap sikap menyimpang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa sangat besar. Televisi sebagai salah satu media massa yang sangat efektif dan efisien sebagai media sosialisai dan bentuk interaksi social yang paling besar pengaruhnya. Televisi juga nerupakan media sosialaisasi yang tepat untuk merubah karakter, gaya hidup, tingkah laris dan opini public masyarakat. Imitasi menjadi pilihan utama bagi mahasiswa yang ingin eksis di kelompoknya. Sugesti ialah senjata paling utama dalam acara-acara atau iklan yang di suguhkan oleh administrasi stasiu televisi.
B. Saran
Melalui kajian ini peniliti mempersembahkan masukan kepada mahasiswa untuk lebih banyak lagi mempelajari kehidupan bermasyarakat sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan selanjutnya. Saran juga ditujukan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) semoga lebih berhati-hati dalam memdiberi izin wacana segala bentuk penyiaran yang sanggup berdampak negatif.
Daftar Pustaka
Tim penyusun. 2003. Sosiologi Kelas 2 SMU. Klaten: Intan Pariwara
Rabeka Harsono dan Basilius Triharyanto. 2008. Jalan Berliku Menjadi Orang Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
LPM Transformasi. 2006. Pendidikan Proyek Peradaban Yang Terbengkalai. Jakarta: Transbook.
LPM Transformasi. 2010. Dunia Palupi, kumpulan Esai Budaya Transformasi. Jakarta: Transbook.
LPM Untan. 2010. Civitas (Media Informasi Mahasiwa Universitas Tanjungpura). Pontianak : Mimbar Untan
Sumber http://irwansahaja.blogspot.co.id