Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Contoh Artikel Penelitian Tes Pemahaman


PENYUSUNAN DAN ANALISIS TES PEMAHAMAN (UNDERSTANDING)
KONSEP FISIKA DASAR MAHASISWA CALON GURU
Kistiono 1) Andi Suhandi 2)
1 ) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
2 )Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UPI Bandung

ABSTRAK
Penelitian menyebarkan tes pemahman konsep (PK) untuk mengukur pemahaman konsep mahasiswa dalam  rangka penerapan model praktikum berbasis fenomena alam (PBFA), yaitu model praktikum baru  yang disusun dalam rangka pengambangan model-model praktikum gres yang inovatif untuk perkuliahan Fisika Dasar mahasiswa sebagai calon guru Fisika.
Analisis tes dilakukan melalui pertimbangan  (judgement) pakar untuk melihat validitas item tes dan tes kemampuan dan pemahaman tes untuk melihat reliabilitas tes, daya pembeda tiap butir item tes dan tingkat kesukaran tiap butir item tes. Uji coba tes dilakukan terhadap  25  mahasiswa calon guru pada FKIP salah satu Universitas di Sumatera Selatan yang dipilih secara random. Hasil pertimbangan pakar menunjukkan bahwa butir-butir item tes pemahaman konsep  sudah sesuai dengan konten bahan asuh fisika dasar dan indikator pemahaman konsep ang akan diukur, dengan demikian tes ini sudah memenuhi validitas isi, namun demikian dari segi redaksional  masih ada yang perlu diperbaiki. Hasil analisis data tes kemampuan dan pemahaman tes menunjukkan bahwa tes yang dikonstruk mempunyai reliabilitas yang tinggi ditandai oleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,91. Dari keseluruhan item tes hasil analisis soal didapat  39 % mempunyai indeks daya pembeda dengan kategori  sangat baik,  50 %  mempunyai indeks daya pembeda dalam katagori baik, dan 11 %  mempunyai indeks daya pembeda dengan kategori  tidak baik, 32 % memiliki indeks tingkat kesukaran  dalam katagori sukar, 3,6 % memiliki indeks tingkat kesukaran dalam katagori sangat sukar  dan 64 % memiliki indeks tingkat kesukaran dalam katagori sedang, berdasarkan pertimbanagan pakar dan data hasil tes kemampuan dan pemahaman tes, maka jumlah item tes yang layak dipakai untuk kepentingan pengukuran pemahaman konsep (PK) berjumlah 25 item dari 28 item yang disusun.

Kata kunci:     Tes pemahaman, Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran



PENDAHULUAN
Evaluasi dan Asesmen ialah satu kesatuan yang tak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran. Evaluasi dan Asesmen berfungsi baik sebagai alat ukur kompetensi yang dicapai dari suatu pembelajaran yang sanggup dipakai sebagai feedback untuk perbaikan proses pembelajaran maupun untuk memilih prestasi yang dicapai  mahasiswa
Dari sekian kompetensi yang harus dikembangkan dalam perkuliahan Fisika Dasar yaitu pemahaman konsep (concept understanding) . Hal senada sejalan dengan pendapat  National Research Council (1996) yang menerangkan bahwa belajar fisika hendaknya beranjak dan berserius pada pemahaman konsep (understanding). Menurut Bloom dalam Anderson, at.al (2001) ada 7 indikator yang sanggup dikembangkan dalam tingkatan proses koqnitif  pemahaman (Understand).
Katagori proses koqnitif, indikator dan definisinyaditunjukan menyerupai pada tabel 1, di bawah ini:
Tabel 1
Katagori dan Proses koqnitif Pemahaman
Katagori dan Proses koqnitif (Categories & Cognitive Processes)
Indikator
Definisi (definition)
Pemahaman (Understand)
Membangun makna menurut tujuan pembelajaran, mencakup beberapa aspek, komunikasi oral, goresan pena dan grafis(Construct meaning from instructional messages, including oral, written, and graphic communication)
1.   Interpretasi (interpreting)
ü  Klarifikasi (Clarifying)
ü  Paraphrasing (Prase)
ü  Mewakilkan (Representing)
ü  Menerjemahkan (Translating)
Mengubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain  (Changing from one form of representation to another )
2.   Mencontohkan (exemplifying)
ü  Menggambarkan (Illustrating)
ü  Instantiating
Menemukan referensi khusus atau  gambaran dari suatu konsep atau prinsip (Finding a specific example or illustration of a concept or principle)
3.   Mengklasifikasikan (classifying)
ü  Mengkatagorisasikan (Categorizing )
ü  Subsuming
Menentukan sesuatu  yang dimiliki oleh suatu katagori (Determining that something belongs to a category )
4.   Menggeneralisasikan (summarizing)
ü  Mengabstraksikan (Abstracting)
ü  Menggeneralisasikan (generalizing )
Pengabstrakan tema-tema umum atau poin-poin utama (Abstracting a general theme or major point(s))
5.   Inferensi (inferring)
ü  Menyimpulkan (Concluding)
ü  Mengektrapolasikan (Extrapolating )
ü  Menginterpolasikan (Interpolating )
ü  Memprediksikan (Predicting)
Penggambaran kesimpulan  logis dari informasi yang disajikan (Drawing a logical conclusion from presented information)
6.   Membandingkan (comparing)
ü  Mengontraskan (Contrasting)
ü  Memetakan (Mapping)
ü  Menjodohkan (Matching)
Mencari hubungan antara dua ide, objek atau hal hal serupa (detecting correspondences between two ideas, objects, and the like )
7.   Menjelaskan (explaining)
ü  mengkontruksi model (Constructing models)
Mengkontruksi model alasannya yaitu akhir dari suatu sistem (Constructing a cause and effect model of a system )


Beberapa teori yang melandasi pentingnya pemahaman (understanding) antara lain adalah: (1) Konsepsi berguru mengacu pada pandangan konstruktivistik, bahwa understanding construction menjadi lebih penting dibandingkan dengan memorizing fact (Abdullah & Abbas, 2006; Brook & Brook, 1993; (2) Rote learning leads to inert knowledge -we know something but never apply it to real life” (Heinich, et al., 2002). (3) Salah satu tujuan pendidikan yaitu memfasilitasi akseptor didik to achieve understanding yang sanggup diungkapkan secara verbal, numerikal, kerangka pikir positivistik, kerangka pikir kehidupan berkelompok, dan kerangka kontemplasi spiritual (Gardner, 1999). (4) Understanding is knoledge in thoughtful action (Perkin & Unger, 1999:95). (5) Pemahaman yaitu suatu proses mental terjadinya pembiasaan dan transformasi ilmu pengetahuan (Gardner, 1999). (6) Pemahaman ialah landasan bagi akseptor didik untuk membangun insight dan wisdom (Longworth, 1999:91).
Pada penelitian ini penulis menyebarkan tes pemahman konsep (PK) untuk mengukur pemahaman konsep mahasiswa dalam  rangka penerapan model praktikum berbasis fenomena alam (PBFA), yaitu model praktikum baru  yang disusun dalam rangka pengambangan model-model praktikum gres yang inovatif untuk perkuliahan Fisika Dasar. Model Praktikum ini didesain salah satunya untuk menyebarkan Pemahahaman konsep mahasiswa sebagai calon guru Fisika.

METODE ANALISIS

Uji coba tes pemahaman konsep (PK) dilakukan terhadap mahasiswa calon guru fisika pada  FKIP salah satu Universitas di Sumatera Selatan dengan jumlah responden sebanyak 25 orang yang dipilih secara random. Proses Analisis tes dilakukan melalui pertimbangan  (judgement) pakar untuk menilai validitas item tes dan tes kemampuan dan pemahaman tes untuk menganalisis reliabilitas tes, Pertimbangan (judgement) dilakukan oleh tiga orang pakar dari sebuah LPTK negeri di Jawa Barat. Pertimbangan pakar dilakukan untuk menelaah kesesuaian butir soal dengan cakupan bahan asuh serta indikator pemahaman konsep yang diukur. Terdapat 6 indikator pemahaman konsep (PK) yang diukur dalam tes ini yaitu: (1) interpretasi (Interpreting), (2) memdiberi referensi (exempliying), (3) melakukan generalisasi (summarizing), (4) menciptakan kesimpulan (inferring), (5) membandingkan (comparing) dan (6) menerangkan (explaining, seperti terlihat pada tabel 2

Tabel 2
Matriks nomor soal untuk tiap indikator pemahaman konsep (PK)
Indikator Pemahaman Konsep (Understanding Concept)
Jumlah item test dan nomor soal
Jumlah soal
Nomor soal
1.    Interpretasi (interpreting)
5
1 - 5
2.    Membandingkan ( comparing)
5
6 - 10
3.    Memdiberikan referensi (exemplifying)
4
11 - 14
4.    Menginferensi (inferring)
6
15 - 20
5.    Meringkas (summarizing)
4
21 - 24
6.    Menjelaskan (explaining)
4
25 - 28
Jumlah
28
















Beberapa referensi soal tes pemahaman konsep dapat dilihat pada bab apendiks.
Analisis reliabilitas tes dilakukan dengan metode test-retest yaitu  penyelenggaraan tes yang berulang beda waktu terhadap responden yang sama. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes dipakai perssamaan hubungan Product Moment Pearson menyerupai diberikut : (Arikunto, 2008).
             
Disini  = koefesien hubungan antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan, X  yaitu skor total tes pertama, Y yaitu skor total tes kedua, dan N adalah  jumlah mahasiswa.  Untuk memilih kategori dari koefisien  reliabilitas tes dipakai kriteria sebagai diberikut :
                   bila  0,81  sd  1,00   maka reliabilitas tes  termasuk katagori sangat tinggi,
                   bila  0,61  sd  0,80   maka  reliabilitas tes termasuk katagori tinggi, 
                   bila  0,41  sd  0,60   maka reliabilitas tes  termasuk katagori cukup,
                   bila  0,21  sd  0,40   maka reliabilitas tes  termasuk katagori rendah,
                   bila  0,00  sd  0,21   maka reliabilitas tes  termasuk katagori sangat rendah.
Analisis daya pembeda item tes dilakukan dengan cara menghitung koefisien daya pembeda dengan memakai persamaan menyerupai diberikut : (Arikunto, 2008)
                                   ,
Disini D yaitu koefisien daya pembeda,  JA  adalah  banyaknya  akseptor tes dari kelompok atas,  JB  adalah  banyaknya  akseptor tes dari kelompok bawah, BA adaalah  banyaknya  kelompok atas yang menjawaban soal dengan benar, dan BB adalah  banyaknya  kelompok bawah yang menjawabansoal dengan benar.  PA adalah  proporsi kelompok atas yang menjawaban soal dengan benar dan PB adalah  proporsi kelompok bawah yang menjawaban soal dengan benar. Untu menentukan  katagori dari koefisien daya pembeda item tes dipakai kriteria sebagai diberikut :
   bila  0,00  < D < 0,19 maka item tes mempunyai daya beda dalam katagori sangat jelek,
   bila  0,20  < D < 0,39  maka item tes mempunyai daya beda dalam katagori jelek,
   bila  0,40  < D < 0,69 maka item tes mempunyai daya beda dalam katagori baik,
   bila  0,70  < D < 1,00  maka item tes mempunyai daya beda  dalam katagori sangat baik
Analisis tingkat kesukaran  item tes  dilakukan  dengan cara  menghitung besarnya indeks tingkat  kesukaran (P), dengan persamaan sebagai diberikut : (Arikunto, 2008)
                                         
Di sini  P adalah  indeks kesukaran,  B yaitu  banyak mahasiswa yang menjawaban soal dengan benar dan JS adalah  jumlah seluruh mahasiswa akseptor tes. Untuk memilih kategori dari indeks tingkat kesukaran soal  digunakan kriteria sebagai diberikut :

     bila P ≤ 0,3,  maka item  tes memiliki tingkat kesukaran dalam katagori sukar,
     bila 0,31< P ≤ 0,7,  maka item tes memiliki tingkat kesukaran dalam katagori sedang
     bila 0,7 < P ≤ 1,0,  maka item tes mempunyai tingkat kesukaran  dalam katagori gampang

HASIL DAN PEMBAHASAN
            Hasil pertimbangan  (judgement)  ketiga pakar mengambarkan bahwa  butir-butir item tes  pemahaman konsep (PK) yang disusun  sudah sesuai dengan cakupan konten bahan asuh fisika dasar dan indikator-indikator  pemahaman konsep (PK)  yang diukur.  melaluiataubersamaini demikian seluruh item  tes pemahaman konsep (PK) ini sudah memenuhi validitas isi, namun demikian dari segi redaksional  masih ada beberapa yang perlu direvisi. Hasil analisis data tes kemampuan dan pemahaman tes  menunjukkan bahwa tes yang disusun mempunyai koefisien reliabilitas sebesar 0,91, hal ini menunjukkan bahwa tes pemahaman konsep (PK) yang disusun mempunyai reliabilitas dengan kategori sangat tinggi.
          Hasil analisis daya pembeda soal menunjukkan bahwa terdapat 11 item tes  atau 39 % mempunyai daya pembeda dalam katagori sangat baik  yaitu nomor 9, 11, 12, 15, 16, 17,  19, 21, 22, 23, 24; 14 item atau 50 % dalam katagori baik yaitu nomor 1,2,3,4,5,6,7,13,14,20,25,26,27 dan 28;   3 item tes atau 11 % dalam katagori buruk yaitu nomor 8, 10 dan 18. Hasil analisis tingkat kesukaran soal didapat 9 item tes atau 32 % memiliki indeks tingkat kesukaran  dalam katagori sukar, yaitu nomor 1, 2, 8, 10,18, 24, 26, dan 28, 1 item tes  atau 3,6 % memiliki indeks tingkat kesukaran dalam katagori sangat sukar  yaitu 17 dan selebihnya 18 item tes atau 64 % mempunyai indeks tingkat kesukaran dalam katagori sedang.
 Berdasarkan hasil analisis data tersebut di atas, maka tes pemahaman konsep (PK) yang disusun ialah instrumen yang mempunyai keajegan tinggi artinya tes tersebut akan sanggup menghasilkan skor yang tetap jikalau di teskan pada waktu yang tidak sama.  Namun demikian tidak tiruana item tes memenuhi kriteria item yang baik, spesialuntuk 89 % (25 item) yang layak dipakai untuk mengukur pemahaman konsep . Sisanya 11% (3 item) mempunyai kualitas yang buruk lantaran mempunyai daya beda yang buruk artinya tidak bisa membedakan antara mahasiswa kelompok atas dan mahasiswa kelompok bawah.  melaluiataubersamaini memperhatikan hasil analisis data  tes kemampuan dan pemahaman tes, maka komposisi item tes yang layak dipakai dalam pengukuran sanggup dilihat pada tabel  3.

Tabel 3
Komposisi jumlah soal yang layak dipakai untuk setiap indikator pemahaman konsep (PK)

Indikator Pemahaman Konsep (understanding Concep)
Jumlah item


                Keterangan
disusun
Layak digunakan
1. Interpretasi (interpreting)

5 (1 -  5)
5 (1 – 5)
Semua item berkarakter baik
2. Membandingkan ( comparing)

5 ( 6 - 10)
3 (6,7 dan 9)
No item tes 8 dan 10 mempunyai daya beda yang jelek
3. Memdiberikan referensi (exemplifying)

4 ( 11 - 14)
4 (11, 12,13 dan 14)
Semua item berkarakter baik
4. Menginferensi (inferring)
6 ( 15 - 20)
5 (15, 16, 17, 19 dan   20)
No item tes 18  mempunyai daya beda yang jelek  
5. Meringkas (summarizing)
4 (21 - 24)
4 ( 21, 22, 23 dan 24)
Semua item berkarakter baik
6. Menjelaskan (explaining)

4 (25 - 28)
4 (25, 26, 27 dan 28)
Semua item berkarakter baik
Jumlah
28
25



KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Hasil analisis data tes kemampuan dan pemahaman tes menunjukkan bahwa tes yang dikonstruk mempunyai reliabilitas yang tinggi ditandai oleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,91 Dari keseluruhan item tes hasil analisis tingkat kesukaran soal didapat 9 item tes atau 32 % memiliki indeks tingkat kesukaran  dalam katagori sukar, yaitu nomor 1, 2, 8, 10,18, 24, 26, dan 28, 1 item tes  atau 3,6 % memiliki indeks tingkat kesukaran dalam katagori sangat sukar  yaitu 17 dan selebihnya 18 item tes(64 %) mempunyai indeks tingkat kesukaran dalam katagori sedang, 11 item (39 %) mempunyai daya pembeda dengan kategori  sangat baik,  14 item (50 %) mempunyai daya pembeda dalam katagori baik, dan 3 item (11 %)  mempunyai daya pembeda dengan kategori  tidak baik dan   didapat 9 item tes (32 %) memiliki indeks tingkat kesukaran  dalam katagori sukar, 1 item tes  (3,6 %) memiliki indeks tingkat kesukaran dalam katagori sangat sukar  dan 18 item tes (64 %  ) memiliki indeks tingkat kesukaran dalam katagori sedang, Berdasarkan pertimbanagan pakar dan data hasil tes kemampuan dan pemahaman tes, maka jumlah item tes yang layak dipakai untuk kepentingan pengukuran pemahaman konsep (PK) dalam suatu proses perkuliahan berjumlah 25 item dari 28 item yang disusun.

Rekomendasi
Atas dasar kesimpulan yang didapat, tes Pemahaman konsep (PK) yang disusun layak digunakan  untuk mengukur pemahaman konsep mahasiswa terkait bahan Fisika Dasar sebagai salah satu kompetensi yang harus dikembangkan dan dievaluasi dalam proses perkuliahan Fisika Dasar.


DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S., & Abbas, M. 2006. The effect of inquiry-based computer simulation with cooperative learning on scientific thinking and conceptual understanding. Malaysian On Line journal of Instructional Technology. 3(2). 1-16.

Anderson, Lorin W. & Krathwohl, David R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: a Revision of Bloom’s Taxonomy. New York. Longman Publishing. http://www.kurwongbss.qld.edu.au/thinking/Bloom/blooms.htm

Arikunto.S. 2008. Dasar-Dasar penilaian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Gardner, H. 1999. The dicipline mind: What all students should understand. New York: Simon & Schuster Inc.

Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S. E. 2002. Instructional media and technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Longworth, N. 1999. Making lifelong learning work: learning cities for a learning century.London: Kogan page imited.

National Research Council. (1996). National Science Education Standards. Washington DC: National Academy Press.

Lebih Lengkapnya download, Klik INI

Sumber: seminar.uny.ac.id/.../sites/.../Kistiono-semnas%20jogja

Sumber http://irwansahaja.blogspot.co.id